Pendahuluan
Ilmu-Ilmu Al-Quran
adalah suatu ilmu yang lengkap yang mencakup semua ilmu yang ada hubungannya
dengan Al-Quran. Dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an tersebut banyak cabangnya dan
pembahasannya pun sangat banyak. Salah satu pembahasan dalam Ilmu-Ilmu
Al-Qur’an adalah Makki dan Madani. Secara umum kita ketahui bahwa Makki adalah
ayat-ayat atau surat yang diturunkan di Makkah. Sedangkan Madani adalah yang
diturunkan di Madinah. Akan tetapi selain mempunyai definisi tersebut, Para
ulama mendefinisikan Makki dan Madani dengan berbagai definisi lainnya yang
akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
Pada saat kita membaca Al-Qur’an kita
akan melihat ayat-ayat makkiyah yang mengandung karakteristik yang tidak ada
dalam ayat-ayat madaniyah, baik irama maupun maknanya, walaupun kedua-keduanya
didasarkan pada hukum-hukum dan perundang-undangannya. Perbedaan antara Makki
dan Madani dapat kita ketahui dari ciri-ciri atau karakterisitik suatu ayat
atau surat dalam Al-Quran sehingga kita dapat mengetahui bahwa ayat atau surat
tersebut termasuk dalam Makki dan Madani.
Klasifikasi atau
pembagian Makki dan Madani yaitu seperti surat-surat Makkiyah dan Madaniyah,
selain itu dalam surat Makkiyah tersebut juga ada beberapa ayat yang termasuk
ayat madaniyah begitu pula sebaliknya dengan berbagai macam pembagian lainnya
berserta contohnya dalam Al-Qur’an. Serta membahas tentang Faedah atau manfaat
yang kita peroleh dalam mengetahui Makki dan Madani.
Oleh karena itu
dalam pembahasan ini akan membahas tentang Makki dan Madani yang meliputi Pengertian
Makki dan Madani, Cara mengetahui Makki dan Madani, Perbedaan Makki dan Madani
dari berbagai aspek, Klasifikasi atau pembagian Makki dan Madani serta membahas
tentang Faedah atau Manfaat mengetahui Makki dan Madani.
Pembahasan
A.Pengertian
Makki dan Madani
Secara bahasa Makki
adalah Mekkah dan Madani adalah Madinah. Sedangkan Pengertian Makki dan Madani
secara istilah terdapat tiga pengertian yang dipakai oleh para ulama’ dalam
mengartikan Makki dan Madani, yaitu[1] :
Pertama: Makki adalah sesuatu (ayat atau surat) yang
diturunkan di Makkah walaupun turunnya itu setelah hijrah. Yang termasuk turun
di Makkah adalah daerah-daerah yang masih dalam kawasan Makkah, seperti di
Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Sedangkan
Madani adalah sesuatu yang diturunkan di Madinah. Yang termasuk turun di
Madinah adalah seperti di kawasan Badar dan Uhud. Pembagian ini berdasarkan
tempat turunnya Al-Qur’an (segi makani/tempat).
Kedua: Makki adalah sesuatu yang mengkhitabi penduduk
Mekkah, sedangkan Madani sesuatu adalah
yang mengkhitabi penduduk Madinah. Dari pengertian ini, dapat difahami bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an yang dimulai dengan ياايهاالناس adalah ayat Makkiyah, dan ayat-ayat yang
dimulai dengan ياايهاالذين امنوا adalah termasuk ayat Madaniyah. Karena kebanyakan orang kafir
itu dari penduduk Makkah, meskipun dari penduduk Madinah juga ada yang kafir.
Begitu juga kebanyakan orang beriman itu dari penduduk Madinah, meskipun dari
penduduk Makkah juga ada yang beriman.
Ketiga: Makki adalah sesuatu (ayat atau surat) yang
diturunkan sebelum hijrah walaupun ayat atau surat tersebut turun selain di
Makkah. Sedangkan Madani adalah sesuatu yang diturunkan setelah hijrah,baik
yang turun di Makkah maupun di Madinah. Dan ini termasuk pendapat yang paling
terkenal (masyhur).
Dari definisi tersebut
bahwa dapat kita ambil kesimpulan bahwa definisi Makki dan Madani terbagi
menjadi tiga yaitu ditinjau dari segi tempat turunnya, objek yang ditujunya
(khitab) dan waktu turunnya. Dan pendapat yang paling terkenal adalah definisi
Makki dan Madani ditinjau dari waktu turunnya.
B.Cara Mengetahui Makki dan Madani
1.Sima’i
Naqli
Sima’i Naqli (
pendengaran seperti adanya) yaitu berdasarkan pada riwayat yang shahih dari
para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari para
tabi’in yang menerima atau mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana dan
peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu tersebut. Nabi tidak pernah
menjelaskan ayat makkiyah dan madaniyah tersebut, para sahabat yang menyaksikan
secara langsung diturunkan wahyu, menyaksikan tempat turunnya, waktunya,
sebab-sebab diturunkannya dan lain sebagainya[2].
2.Qiyas
Ijtihadi
Qiyas Ijtihadi yaitu didasarkan pada ciri-ciri Makki dan Madani[3].
Apabila dalam surah Makki terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madani atau
mengandung peristiwa Madani, maka ayat tersebut dikatakan bahwa ayat itu
Madani. Dan apabila dalam surat Madani terdapat suatu ayat yang mengandung
sifat Makki atau mengandung peristiwa Makki, Maka ayat tersebut dikatakan ayat
Makki. Apabila dalam suatu surah terdapat ciri-ciri Makki, maka surah tersebut
termasuk surah Makkiyah. Apabila dalam suatu surah terdapat ciri-ciri Madani,
makasurah tersebut dinamakan surah Madaniyah. Inilah yang disebut qiyas
ijtihadi.
C.Klasifikasi
Makki dan Madani
1.Surah-surah Madaniyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran
mengenai jumlahnya adalah 20 surah yakni
Al-Baqarah, Ali ‘Imran , An-Nisa’, Al-Ma’idah, Al-Anfal, At-Taubah,
An-Nur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-Mujadalah,
Al-Hasyr , Al-Mumtahanah, Al-Jumu’ah , Al-Munafiqun, At-Talaq, At-Tahrim,
An-Nasr[4].
2.Surah-surah
Makkiyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran
mengenai jumlahnya adalah 82 surah. Yaitu surat-surat yang tidak termasuk dalam
surat-surat madaniyah dan surat-surat yang diperselisihkan.
3.Surah-surah yang diperselisihkan
Pendapat yang paling mendekati kebenaran
mengenai jumlahnya adalah 12 surah yakni Al-Fatihah, Ar-Ra’d, Ar-Rahman,
As-Saff, At-Taghaabun, Al-Mutaffifin, Al-Qadar, Al-Bayyinah, Az-Zalzalah,
Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas[5].
4.Ayat
Makkiyah dalam surah Madaniyah
Ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah
maksudnya dalah Suatu surat tersebut merupakan kriteria surah Madaniyah akan
tetapi banyak ulama mengecualikan ayat tersebut, yaitu ayat tersebut termasuk
ayat makkiyah. Sebagai contoh Surat Al-Anfal termasuk surat madaniyah akan
tetapi para ulama mengecualikan QS. Al-Anfal:30, Allah SWT berfirman[6]:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا
لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ
وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِين
“Dan (ingatlah) ketika
orang kafir (Quraisy) membuat makar terhadapmu untuk menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi
Allah menggagalkan makar mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar.” (Al-Anfal : 30)
Mengenai ayat tersebut Muqatil mengatakan bahwa ayat tersebut diturunkan
di Mekkah, karena berkenaan dengan apa yang dilakukan orang-orang musyrik di
Darun Nadwah ketika mereka merencanakan tipu daya terhadap Rasulluh sebelum
hijrah[7]. Dan
juga sebagian ulama mengecualikan QS. Al-Anfal : 64
5.Ayat
Madaniyah dalam surah Makkiyah
Contohnya seperti perkataan Ibnu Abbas bahwa
QS. Al-An’am turun sekaligus di Mekkah sehingga Makkiyah kecuali ayat 151-153.
Dan QS. Al-Hajj adalah Makkiyah kecuali ayat 19-21, karena ayat tersebut diturunkan
di Madinah[8].
6.Ayat yang diturunkan di Mekkah sedang hukumnya
Madaniyah
Kan sesudah Ayat tersebut diturunkan di
Mekkah pada hari penaklukkan kota Mekkah, akantetapi termasuk madaniyah karena
diturun sesudah hijrah, dan seruannya juga bersifat umum.Contoh ayat seperti
ini adalah QS. Al-Hujurat : 13, Allah SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia, kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki & seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang
paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui & Maha Mengenal.” (Al-Hujurat : 13)
7. Ayat yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya
Makkiyah
Ayat seperti ini diturunkan di Madinah dan
tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk Mekkah. Contohya
adalah QS. Al-Mumtahanah dan permulaan QS. Al-Bara’ah (At-Taubah) yang
diturunkan di Madinah akan tetapi seruannya ditujukan untuk orang-orang musyrik
Mekkah[9].
8.Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah
dalam Madaniyah
Yakni ayat yang dalam surah Madaniyah
tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri umum Makkiyah, karena ayat tersebut
diturunkan di Mekkah[10].
Contohnya QS. Al-Anfal : 32
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا
هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ
ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan (ingatlah),
ketika mereka berkata : Ya Allah, jika benar (Al-Qur’an) ini benar dari
sisi-Mu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit. Atau datangkanlah kepada
kami azab yang pedih.”(QS. Al-Anfaal: 32)
9.Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam Makkiyah
Yakni ayat yang dalam surah Makkiyah tetapi
mempunyai gaya bahasa & ciri umum Madaniyah[11].
Contohnya QS. An-Najm : 32
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ
وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ...
“(Yaitu) Mereka yang
menjauhi dosa-dosa besar & perbuatan keji yang selain kesalahan-kesalahan
kecil.” (An-Najm :
32)
Imam Suyuthi mengatakan bahwa perbuatan keji aalah setiap dosa yang ada
sanksinya. Dosa-dosa besar adalah stiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka.
Dan kesalahan-kesalahan kecila dalah apa yang terdapat diantara kedua batas
dosa-dosa tersebut. Sedangkan di Mekkah belum ada sanksi dan yang serupa
dengannya.[12]
10.Ayat yang dibawa dari Mekkah ke Madinah
Contohnya adalah QS. Al-A’la dalilnya HR.
Bukhari dari Al-Barra bin ‘Azib yang menceritakan kedatangan pertama shahabat
ke Madinah.
11.Ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekkah
Contohnya awal QS. Al-Bara’ah dalilnya
ketika Rasul SAW memerintahkan Ali kw untuk menyampaikan kepada Abu Bakar ra
untuk berhaji & mengumumkan bahwa setelah tahun kesembilan tidak seorangpun
Kaum Musyrikin diperbolehkan berhaji[13].
12.Ayat yang turun pada malam dan siang hari
Kebanyakan ayat Qur’an turun pada siang
hari. Ayat yang turun pada malam hari diantaranya adalah QS. Ali Imran : 190. Contoh lainnya QS. At-Taubah: 117-118
dan QS. Al-Fath.
13.Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin
Para ulama
memberi contoh ayat yang turun di musim panas dengan ayat tentang kalalah yang
terdapat di akhir Surat An-Nisa’ sebagaimana yang disebutkan dalam shahih
Muslim. Contoh lain dalam Q.S. At-Taubah:81 yaitu ayat tersebut turun dalam
perang Tabuk. Perang Tabuk tersebut terjadi pada musim panas sebagaimana yang
diceritakan dalam Al-Qur’an[14].
Ayat yang turun di musim dingin yaitu Q.S.An-Nur:11-26, sebagaimana
hadits sahih dari Aisyah. Contoh lainnya adalah ayat-ayat yang turun mengenai perang
Khandak, dari Surah Al-Ahzab, ayat-ayat tersebut turun pada hari yang sangat
dingin.
14.Ayat yang turun diwaktu menetap dan dalam
perjalanan
Kebanyakan Qur’an itu turun diwaktu
menetap. Ayat yang turun didalam perjalanan adalah At-Taubah : 34 , QS. Al-Hajj : 1-2 dan QS.
Al-Fath. Dalam Q.S.At-Taubah:34 diriwayatkan oleh Ahmad melalui Sauban, bahwa
ayat tersebut turun ketika Rasululullah dalam suatu perjalanan. Begitu juga
awal Surah Al-Hajj dan Surat Al-Fath.
D.Perbedaan
Makki dan Madani
Ketentuan Makki dan Ciri Khas
Temanya[15]:
1.Setiap surat yang mengandung ayat
sajdah.
2.Setiap surat yang di dalamnya
terdapat lafaz Kalla. Lafaz tersebut dalam Al-Qur’an disebutkan 33 kali dalam
15 surat.
3.Setiap surat yang terdapat seruan ياايهاالناس kecuali
Surat Al-Hajj:77
4.Setiap surat yang terdpat
kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu kecuali surat Al-Baqarah.
5.Setiap surat yang terdapat kisah
Nabi Adam dan Iblis kecuali surat Al-Baqarah.
6.Setiap surat yang dimulai dengan
huruf tahajji (huruf Hijaiyah) kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran.
Sedangkan dari segi ciri utama dan
gaya bahasa yaitu:
1.Ajakan
Tauhid kepada Allah dan beribadah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan
hari pembalasan, tentang hari kiamat, Surga dan nikmatnya, Neraka dan siksanya,
argumentasi terhadap orang-orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti yang
rasional atau ayat kauniyah.
2.Penetapan dasar-dasar ibadah dan
muamalah dan ketentuan umum lainnya.
3.Menyebutkan kisah Nabi dan
Umat-umat terdahulu sebagai pelajaran.
4.Suku
katanya pendek-pendek dan disertai denagn makna yang mengesankan, pertanyaannya
singkat, menggetarkan hati dan maknanya pun menyakinkan.
Ketentuan Madani dan Ciri Khas
Temanya[16]:
1. Setiap surat yang mengandung
faridhah (kewajiban) dan had (sanksi)
2.Setiap surat yang menyebutkan
tentang hal ihwal orang munafik kecuali Surat Al-Ankabut.
3.Setiap surat yang membicarakan
mujadalah Ahl Kitab.
Sedangkan dari segi ciri khas tema
dan gaya bahasa yaitu:
1.Penjelasan
tentang ibadah, muamalah, had, kekeluargaaan, warisan, jihad, hubungan sosial,
hubungan internasional, masalah perang dan masalah tasyri’.
2.Seruan
terhadap Ahl Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, ajakan mereka untuk masuk
islam dan lain sebagainya.
3.Membicarakan
tentang orang-orang munafik sifat-sifat orang munafik dan membahas tentang
rahasia mereka.
4.Pada
umumnya ayat-ayat dan suratnya panjang-panjang dan menggambarkan luasnya akidah
dan hukum islam.
E.Faedah
Mengetahui Makki dan Madani
1.Dapat membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Pengetahuan mengenai
tempat turunnya suatu ayat dalam Al-Qur’an dapat membantu memahami ayat
tersebut dan menafsirkan dengan tafsiran yang benar. Dan juga dapat mengetahui
dan membedakan mana nasikh dan yang mana mansukh apabila diantaranya terdapat
makna yang kontradiktif[17].
2.Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode
berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa sendiri[18].
3.Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, sebab
turunnya wahyu kepada Rasullulah sejalan dengan dakwah beserta segala
peristiwanya, baik pada periode Mekkah maupun pada periode Madinah, sejak
permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan[19].
Penutup
Definisi Makki dan Madani para ulama
mendefinisikan menjadi tiga definisi yang Pertama, ditinjau dari tempat
turunnya yaitu Makki adalah sesuatu (ayat atau surat) yang diturunkan di Makkah
dan sekitarnya, Madani adalah yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Kedua,
ditinjau dari objek yang ditujunya (khitab), Makki adalah Khitabnya orang-orang
Mekkah sedangkan Madani adalah Khitabnya orang-orang Madinah. Ketiga,
ditinjau dari waktu turunnya, Makki adalah yang diturunkan sebelum hijrah ke
Madinah walaupun ayat atau surat tersebut turunnya selain di Makkah. Sedangkan
Madani adalah yang diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah. Dan ini pendapat
yang paling terkenal.
Cara mengetahui
Makki dan Madani yaitu dengan dua cara yaitu sima’i naqli (pendengaran
seperti apa adanya) dan qiyas ijtihadi (kias hasil ijtihad). Klasifikasi
Makki dan Madani adalah Yang turun di Makkah, Yang turun di Madinah, Surat yang
diperselisihkan, ayat-ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah begitu pula
sebaliknya. Yang diturunkan di Makkah sedangkan hukumnya Madani dan sebaliknya.
Yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam kelompok Madani dan
sebaliknya.yang dibawa dari Makkah ke Madinah dan sebaliknya, yang turun di
waktu malam dan siang hari, yang turun di musim panas dan di musim dingin, yang
turunkan di waktu menetap dan dalam perjalanan.
Perbedaan antara Makki dan Madani diantaranya
Makki adalah setiap surat yang mengandung ayat sajdah, Setiap surat yang terdapat seruan ياايهاالناس, setiap surat yang
dimulai huruf tahajji (huruf hijaiyah), juga setiap suku katanya
pendek-pendek dan disertai dengan makna yang mengesankan dan pembahasannya
mengenai tauhid, dasar-dasar ibadah, kisah umat-umat terdahulu. Sedangkan
ciri-ciri Madani diantaranya setiap surat yang membahas tentang faridhah dan
had juga hal-ihwal orang munafik dan Ahl Kitab dan juga penjelasan tentang
muamalah, kekeluargaan, warisan dan lain sebagainya. Pada umumnya ayat-ayat dan
surat-surat Madaniyah panjang-panjang.
Faedah mengetahui Makki dan Madani adalah dapat meembantu dalam
menafsirkan Al-Qur’an, meresapi gaya
bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah. Mengetahui sejarah
hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an.
Daftar Pustaka
Adz-Dhahabi,Muhammas
Husein, 1976.Tafsir wal Mufassirun.Mesir: Dar al-Kutub wa Al- Hadits.Jilid
I
Al-Qaththan,
Manna’.1973.Mabahits fi Ulum Al-Qur’an.Mansyurat Al-Ash Al-Hadits
, Studi Ilmu-Ilmu
AL-Qur’an.terj. Mudzakkir AS.1996. Bogor:Pustaka Litera Antar Nusa
Al-Zarqani,Muhammad.1995.Manahil
Irfan fi Ulum Al-Qur’an.Beirut:Darul kitab Arabi.
Suyuthi,Imam
Jalaluddin.Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Jilid 1.Arab Saudi:Markaz Dirasat
Qur’aniyah
Suyuthi,Imam Jalaluddin.2009. Itqan
fi Ulum Al-Qur’an terj. Studi Al-Qur’an Komprehensif.Surakarta:Indiva
Pustaka
Zaini,Muhammad.2005.Ulumul
Qur’an:Studi Pengantar.Banda Aceh:Yayasan PeNA
No comments:
Post a Comment