Monday, June 20, 2022

Dirasah kutub at-Tafsir fi A’lami al’Islami dan Tafsir Nusantara (Riwayat Israiliyat)

 Pembahasan tentang Riwayat Israiliyat pada tafsir nusantara

1. Riwayat islailiyat yaitu riwayat-riwayat yang berasal dari Yahudi dan Nasrani. Maksudnya adalah riwayat-riwayat yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam. Jadi ketika mereka memahami Ayat Alquran mereka memasukkan dengan pemahaman yang terdapat pada kitab mereka taurat dan injil, adanya kesamaan apa yang dijelaskan dengan apa yang terdapat dalam kitab Taurat dan Injil. Tokoh-tokoh israiliyat misalnya Abdullah bin Salam, Wahab bin Munabbih, Ka’ab bin al-ahkbar dan sebagainya.

            Manhaj para mufassir dalam menyikapi riwayat-riwayat israiliyat tersebut adalah terbagi menjadi tiga yaitu:

a. riwayat yang tidak bertentang dengan syari’at Islam dan sesuai dengan keshashihan Alquran, maka riwayat israiliyat tersebut boleh kita ambil. Misalnya tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah.

b. riwayat yang bertentangan dengan syariat Islam dan dapat diketahui kedustaannya dalam Alquran, maka kita dilarang untuk mengambilnya dan ditolak.

c. riwayat yang tidak terdapat penegasan atas kebenaran dan kedustaannya makan didiamkannya, mislanya nama pemuda ashabul kahfi dan sebagainya.

 

2. Perkembangan kajian Alquran yang digeluti di luar dunia Islam sangat banyak baik dari segi ulum Alquran, sejarah Alquran. Banyak orang-orang orientalis yang tertarik untuk meneliti Alquran misalnya Abaraham Geiger yang mengatakan bahwa Alquran adalah perkataan Muhammad, Theodere Noldeke tentang sejarah Alquran dan sebagainya. Dengan banayaknya orang-orang luar Islam mengkaji Alquran semakin banyak juga para pemikir dan tokoh-tokoh Islam yang menghasilkan karya monumentalnya untuk membantah dan menguatkan bahwa Alquran adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Kajian tersebut juga dibuktikan secara ilmiah misalnya Muhammad mustafa al’a’zami karyanya The History of Quranic Text, Taufik Adnan Amal karya Rekontruksi Sejarah Alquran, dan sebagainya. Hal ini sangat berdampak dan berpengaruh besar dalam peta kajian dan ranah studi Alquran yang melahirkan para-para intelektual dalam studi Alquran. Lahir kajian lainnya seperti Fazlurrahman dengan teori doble movement syahrur teori hudud yang semuanya menggunakan kajian kontektualitas dan bernuansa hermeneutis.

3. Berbicara masalah tafsir nusantara maka yang pertama sekali terlintas adalah seorang ulama yang bernama Abdurrauf al-Singkili melalui karyanya yang bernama Turjuman al-Mustafid. Kitab Turjuman al-Mustafid merupakan kitab tafsir pertama di Nusantara yang lengkap ditulis 30 Juz dari Surat Al-Fatihah hingga surat An-Nas. Kitab Tafsir ini ditulis pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18. Kemudian pada abad ke-19 dan ke-20 baru muncul kitab-kitab tafsir lainnya seperti Marah Labib karya Syeik Nawawi al-Bantani (kitab ini menggunakan bahasa Arab) Tafsir Al-Furqan karya A. Hasan, kitab tafsir An-Nur oleh Hasby ash-Shiddiqiey, Tafsir Al-Azhar karya Hamka, Tafsir Mahmud Yunus, Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, dan lain sebagainya.

Kitab tafsir Turjuman al-Mustafid menggunakan bahasa Melayu dengan tulisannya Arab Melayu. Kitab Tafsir ini ditulis oleh Abdurrauf al-Singkili yang merupakan salah satu ulama Aceh yang mengembangkan Islam di Aceh. Ia merupakan Qadhi Malik al-Adil seperti penasehat kesultanan kerajaan yang pada saat itu dipimpin oleh seorang ratu yaitu sulthanah Safiatuddin. Hal ini menunjukkan akan adanya keterkaitan serta berpengaruh terhadap penulisan kitab tafsirnya. Sehingga menarik untuk dilihat lebih lanjut terkait kitab Tafsir Turjuman al-Mustafid yang merupakan kitab tafsir yang sangat berpengaruh besar dalam masyarakat pada saat itu. Syeikh Abdurrauf As-Singkil berguru dengan ulama  syeikh Mekkah, dan hal ini juga berpenagaruh terhadap keilmuannya. Kitab tafsir ini juga ada yang mengatakan terjemahan dari kitab tafsir baidhawi tafsir anwar wa at-tanzil wa asrar al ta’wil.

             Selanjutnya, semangat dalam usaha penafsiran dan penerjemahan Alquran tersebut merambah ke berbagai daerah yang ada di Nusantara, seperti al-Ibriz li Ma’rifah al-Tafsir al-Qur’an al-Aziz karya K.H. Bisri Mustafa dalam bahasa Jawa, Kitab Al-Qur’an Al-Karim Terjemahan Bebas Bersajak Aceh karya Tgk Mahyiddin Yusuf, Tafsir Pase dan sebagainya yang mewarnai khazanah tafsir di nusantara.

No comments:

Post a Comment

Pengertian Hadits Tarbawi