Pengertian Qawaid Tafsir
1.
Qawaid Tafsir adalah Kaidah-kaidah dalam
menafsirkan Alquran yaitu kaidah yang digunakan dalam memahami ayat-ayat
Alquran. Salah satu contoh qawaid tafsir yaitu dhamir (kata ganti), Asal
mulanya dhamir adalah untuk meringkas kalimat sebelumnya. Contohnya:
Q.S.Al-Ahzab: 35
Artinya: “Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukminlaki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dhamir
lahum pada ayat tersebut menggantikan puluhan kata sebelumnya yaitu
untuk meringkaskan kalimat tidak terjadi pengulangan dan pemborosan kata.
2.
Syarat-syarat Mufassir
a.
mempunyai niat dan i’tikad yang lurus dan tidak berpengaruh pada hawa nafsu semata
b.
menafsirkan berdasarkan Alquran, Hadis, perkataan sahabat dan sebagainya
c.
menguasai bahasa Arab dan segaala ilmu yang melingkupinya yaitu nahwu, sharaf,
balaghah, ilmu bayan, ma’ani, dan badi’ dan
sebagainya.
d.
mengetahui kaidah-kaidah tafsir seperti amar nahi, mutlqa muqayyad, mathuq,
mufham, dhamir, istifham dan sebagainya
e.
mengetahui ilmu ushul fiqh, ilmu mantiq, ilmu fiqih, dan sebagainya.
3. Lafal amr secara bahasa الامر yang berarti perintah atau suruhan. Amr
adalah kebalikan dari Nahyi yaitu yang berarti larangan. Sedangkan
secara istilah amr adalah suatu lafal yang dipergunakan oleh orang yang
lebih tinggi derajatnya kepada orang yang lebih rendah untuk meminta bawahannya
mengerjakan suatu pekerjaan yang harus dikerjakannya.
Kaidah
Amar
الأمر المطلق يقتضى الوجوب الا لصارف
Pada
dasarnya amr (perintah) itu menunjukkan kepada wajib dan tidak menunjukkan
kepada selain wajib kecuali dengan qarinah-qarinah tertentu
Contoh lafal amr yang menunjukkan
kepada wajib dan tidak ada qari>nah
yang memalingkan dari makna wajib:
Artinya:
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya
kamu diberi rahmat.” (Q.S.An-Nur: 56)
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S. An-Nisa’: 36)
Contoh lafal amr yang menunjukkan
kepada selain wajib karena qari>nah-qari>nah
tertentu:
a. Nadb ( الندب ) anjuran seperti:
Artinya:
”Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah
kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada
mereka, (Q.S. An-Nur:33)
b. Iba>h{ah
( الاباحة ) boleh dikerjakan seperti:
Artinya:
”Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah
karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
(Q.S. Al-Jumu’ah: 10)
c. Ta’ji>z ( التعجيز ) menunjukkan kelemahan, seperti:
Artinya:”Maka
buatlah satu surat saja yang semisal dengan Alquran, dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah jika kamu termasuk orang yang benar.” (Q.S. Al-Baqarah:
23)
Contoh-contoh tersebut
menunjukkan kepada makna selain wajib karena adanya qarinah yang menyebabkan
berpaling dari makna aslinya.
No comments:
Post a Comment