Tuesday, June 21, 2022

Pengertian Epistemologi Alquran

 Pengertian Epistemologi Alquran

1. Metode memperoleh ilmu pengetahuan menurut kajian epistemologi Alquran

            Epistemologi adalah teori tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan secara istilah epistemologi adalah teori bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah. Jadi Epistemolgi Alquran adalah suatu teori bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan dalm Alquran. Maksud epistemologi itu sendiri bukan berada di luar Alquran, akan tetapi dalam Alquran itu sendiri, setiap ayat-ayat dalam Alquran mengandung epistemologi. Hal ini menunjukkan bahwa dapat memilah-milah dan mengkategorisasikan suatu ayat tersebut dapat tergolog pada objek ilmu, metode ilmu, tujuan ilmu, sifat ilmu dan sebagainya.

Tugas kita sebagai yang memahami dan menela’ah Alquran yang harus mendapatkan mutiara-mutia Alquran itu sendiri. Alquran diibaratkan sebagai mutiara, maksudnya adalah dari segala sisi memunculkan cahaya, begitu juga dalam hal epistemologi Alquran, Alquran dapat menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Padahal Alquran itu sendiri turun jauh sebelum 14 abad yang lalu. Penemuan-penemuan ilmiah sekarag ini baru ditemukan.

Metode dalam memperoleh ilmu yaitu seperti deskripsi , membaca (iqra) dalam Q.S. Al-Alaq: 1,  melakukan eksperimen, melakukan observasi meneliti (fandhuru) dalam Q.S. Al-Ghasiyah: 17 dan sebagainya, melakukan rihlah (studi ilmiah), setelah didapatkan suatu hasil maka akan mendapat suatu kesimpulan yang komprehensif.  Epistemologi ingin megungkapkan petunjuk Alquran atau isyarat Alquran mengenai ilmu pengetahuan dan sains.

 

2. Beberapa ayat yang memberikan isyarat terhadap ilmu pengetahuan

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

 

            Dalam ayat ini menjelaskan tentang sumber memperoleh ilmu pengetahuan yaitu dengan membaca. Membaca dalam ayat tersebut bukan sekedar membaca dengan mata, akan tetapi lebih dari pada hal tersebut yaitu meneliti dan menela’ah lebih lanjut.

 

 

Artinya: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Q.S.Al-Baqarah: 223)

            Ayat tersebut mengandung isyarat ilmu biologi, ilmu tentang manusia.

Artinya: “wahai para jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

            Ayat ini menunjukkan isyarat tentang ilmu astronomi, naik ke bulan, ke luar angkasa.

Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Ra’du: 4)

                Ayat ini tentang isyarat ilmu tentang tanah, dari tanah yang berbeda akan menghasilkan tanaman dan buah yang berbeda pula.

 

3. Epistemologi Alquran pada ayat berikut ini:

 

Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (Q.S.Al-Ghasyiah: 17)

            Ayat ini mengandung isyarat tentang ilmu hewan (zoologi), pada ayat tersebut terdapat kata ibil (unta) yang mewakili dunia hewan. Allah menggunakan kata yandhuruna (memperhatikan), akan tetapi kata yandhuruna bukan hanya mengandung makna memperhatikan tapi meneliti dan melihat lebih lanjut bagaimana unta tersebut. Mengapa Allah menyebutkan hewan unta karena hewan unta yang terdapat di Mekkah dan pada saat turunnya Alquran sesuai dengan kondisi masyarakat Arab pada waktu itu.

Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (Q.S.Al-Ghasiyah: 18)

Ayat ini mengandung isyarat ilmu langit (astronomi) yaitu membahas tentang semua benda-benda yang ada di langit, seperti bintang, bulan, matahari, planet-planet dan sebaginya.

 

Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (Q.S.Al-Ghasiyah: 19)

Ayat ini mengandung isyarat tentang ilmu gunung.  Ayat lain Allah juga berfirman:

Artinya:”Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. An-Naml: 88)

 

 

Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Q.S.Al-Ghasiyah: 20)

            Ayat ini mengandung isyarat tentang ilmu bumi (geologi), bentuk, sifat bumi, kakateristik, hal-hal yang terjadi pada bumi.

 

4. Bagaimana kajian Alquran analisis penyebab munculnya wabah virus covid-19

Allah berfirman:

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Q.S.Al-Baqarah: 155)

            Virus covid-19 juga dapat dikategorikan sebagai musibah dari Allah. Berbicara masalah musibah, usibah memang berasal dari Allah dan mempunyai tujuan tertentu dalam menimpakan suatu musibah terhadap hambanya. Allah mempunyai kehendak terhadap apa yang ingin dilakukan-Nya yaitu sesuai dengan izin-Nya. Firman Allah:

Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.At-Taghabun: 11)

Allah memberikan musibah tersebut adakalanya untuk ibtila’ (menguji) keimanan seseorang seperti yang dijelaskan dalam surat al-Fajr: 15-16

Artinya: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya. Maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku”.

 

            Virus covid-19 juga berhubungan dengan makanan yang dikomsumsinya. Alquran telah banyak menjelaskan terkait dengan makanan dan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Mereka memakan apa yang diharamkan oleh Allqh, semua binatang, dan Allah mendatangkan musibah kepada mereka. Sebagaimana Firman Allah: Q.S.Al-Maidah: 3

Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darahdaging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnyadan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari iniorang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksaKarena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

5. Memahami konsep halalan thaiban dalam kajian Alquran

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

 

 

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Q.S.Al-Baqarah: 172)

 

 

Dalam ayat tersebut jelas bahwa bukan hanya sekedar halal tapi juga thayyiban (baik) mengandung makna umum baik secara lahir dan batin dari segi kesehatan dan sebagainya. Berdasarkan pencaraian suatu makanan juga berpengaruh baik atau buruknya (halalan dan tayyiban) harus mencakupi dua katergori yang telah dijelaskan Alquran.

 

 

No comments:

Post a Comment

Pengertian Hadits Tarbawi