Pengertian Epistemologi Alquran
1.
Metode memperoleh ilmu pengetahuan menurut kajian epistemologi Alquran
Epistemologi
adalah teori tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan secara istilah epistemologi
adalah teori bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah. Jadi
Epistemolgi Alquran adalah suatu teori bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan
dalm Alquran. Maksud epistemologi itu sendiri bukan berada di luar Alquran,
akan tetapi dalam Alquran itu sendiri, setiap ayat-ayat dalam Alquran mengandung
epistemologi. Hal ini menunjukkan bahwa dapat memilah-milah dan
mengkategorisasikan suatu ayat tersebut dapat tergolog pada objek ilmu, metode
ilmu, tujuan ilmu, sifat ilmu dan sebagainya.
Tugas kita sebagai yang
memahami dan menela’ah Alquran yang harus mendapatkan mutiara-mutia Alquran itu
sendiri. Alquran diibaratkan sebagai mutiara, maksudnya adalah dari segala sisi
memunculkan cahaya, begitu juga dalam hal epistemologi Alquran, Alquran dapat
menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Padahal Alquran itu sendiri turun
jauh sebelum 14 abad yang lalu. Penemuan-penemuan ilmiah sekarag ini baru
ditemukan.
Metode dalam memperoleh
ilmu yaitu seperti deskripsi , membaca (iqra) dalam Q.S. Al-Alaq: 1, melakukan eksperimen, melakukan observasi meneliti
(fandhuru) dalam Q.S. Al-Ghasiyah: 17 dan sebagainya, melakukan rihlah
(studi ilmiah), setelah didapatkan suatu hasil maka akan mendapat suatu
kesimpulan yang komprehensif. Epistemologi
ingin megungkapkan petunjuk Alquran atau isyarat Alquran mengenai ilmu
pengetahuan dan sains.
2.
Beberapa ayat yang memberikan isyarat terhadap ilmu pengetahuan
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dalam ayat ini menjelaskan tentang
sumber memperoleh ilmu pengetahuan yaitu dengan membaca. Membaca dalam ayat
tersebut bukan sekedar membaca dengan mata, akan tetapi lebih dari pada hal tersebut
yaitu meneliti dan menela’ah lebih lanjut.
Artinya:
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan
Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman. (Q.S.Al-Baqarah: 223)
Ayat tersebut mengandung isyarat
ilmu biologi, ilmu tentang manusia.
Artinya:
“wahai para jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.
Ayat ini menunjukkan isyarat tentang
ilmu astronomi, naik ke bulan, ke luar angkasa.
Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Ra’du: 4)
Ayat
ini tentang isyarat ilmu tentang tanah, dari tanah yang berbeda akan
menghasilkan tanaman dan buah yang berbeda pula.
3.
Epistemologi Alquran pada ayat berikut ini:
Artinya: “Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (Q.S.Al-Ghasyiah: 17)
Ayat
ini mengandung isyarat tentang ilmu hewan (zoologi), pada ayat tersebut
terdapat kata ibil (unta) yang mewakili dunia hewan. Allah menggunakan
kata yandhuruna (memperhatikan), akan tetapi kata yandhuruna
bukan hanya mengandung makna memperhatikan tapi meneliti dan melihat lebih
lanjut bagaimana unta tersebut. Mengapa Allah menyebutkan hewan unta karena
hewan unta yang terdapat di Mekkah dan pada saat turunnya Alquran sesuai dengan
kondisi masyarakat Arab pada waktu itu.
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (Q.S.Al-Ghasiyah:
18)
Ayat ini mengandung
isyarat ilmu langit (astronomi) yaitu membahas tentang semua benda-benda yang
ada di langit, seperti bintang, bulan, matahari, planet-planet dan sebaginya.
Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan? (Q.S.Al-Ghasiyah: 19)
Ayat ini mengandung
isyarat tentang ilmu gunung. Ayat lain
Allah juga berfirman:
Artinya:”Dan
kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. An-Naml: 88)
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
(Q.S.Al-Ghasiyah: 20)
Ayat
ini mengandung isyarat tentang ilmu bumi (geologi), bentuk, sifat bumi,
kakateristik, hal-hal yang terjadi pada bumi.
4. Bagaimana kajian Alquran analisis
penyebab munculnya wabah virus covid-19
Allah berfirman:
Dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.(Q.S.Al-Baqarah: 155)
Virus
covid-19 juga dapat dikategorikan sebagai musibah dari Allah. Berbicara masalah
musibah, usibah memang berasal dari Allah dan mempunyai tujuan tertentu dalam
menimpakan suatu musibah terhadap hambanya. Allah mempunyai kehendak terhadap
apa yang ingin dilakukan-Nya yaitu sesuai dengan izin-Nya. Firman Allah:
Artinya:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah;
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.At-Taghabun: 11)
Allah memberikan
musibah tersebut adakalanya untuk ibtila’ (menguji) keimanan seseorang
seperti yang dijelaskan dalam surat al-Fajr: 15-16
Artinya:
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan
diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku telah
memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya.
Maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku”.
Virus
covid-19 juga berhubungan dengan makanan yang dikomsumsinya. Alquran telah
banyak menjelaskan terkait dengan makanan dan apa saja yang boleh dimakan dan
tidak boleh dimakan. Mereka memakan apa yang diharamkan oleh Allqh, semua
binatang, dan Allah mendatangkan musibah kepada mereka. Sebagaimana Firman
Allah: Q.S.Al-Maidah: 3
Artinya: “Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darahdaging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnyadan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada
hari iniorang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini
Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksaKarena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
5. Memahami konsep halalan thaiban
dalam kajian Alquran
Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah. (Q.S.Al-Baqarah: 172)
Dalam ayat tersebut jelas bahwa bukan
hanya sekedar halal tapi juga thayyiban (baik) mengandung makna umum
baik secara lahir dan batin dari segi kesehatan dan sebagainya. Berdasarkan
pencaraian suatu makanan juga berpengaruh baik atau buruknya (halalan dan tayyiban)
harus mencakupi dua katergori yang telah dijelaskan Alquran.
No comments:
Post a Comment